Menjadi seorang guru merupakan profesi yang
mulia. Karena kecerdasan dan keahlian apapun yang dimiliki seseorang tidak akan
pernah lepas dari peran seorang guru. Namun demikian, tak semua orang punya
keinginan dan impian kuat menjadi guru. Sebab, untuk menjadi guru membutuhkan
keikhlasan, perjuangan, dan kesabaran.
“Guru Dari Desa”
Menyebutkan diri ‘Anak Desa’ mengingatkan aku pada sebuah
realitas penuh harapan dan impian masa depan. Impian guru-guru muda, generasi
penerus desa di MIS ALHidayah Leuwohung, yang dengan kekurangan fasilitas
mengajar serta gaji yang sangat minim. Akan tetapi semangat dan cita-cita mulia
mereka menjadi penyemangat siswa-siswi untuk berani bermimpi menjadi generasi
penerus yang akan memberikan dampak perubahan desa dimasa mendatang.
Masalah anak-anak desa, bukan sesuatu
yang baru untuk dikaji. Masih banyak anak putus sekolah bahkan menginjak
sekolahpun belum, dari desa hingga kota banyak kita jumpai diantara mereka yang
hanya bisa menjadi tukang, tukang sapu, tukang kebun, pengamen, bahkan sudah
dijadikan pekerja di bawah umur . Hal ini mereka lakukan untuk memperjuangkan
hidup, mereka seakan melupakan hak mereka sebagai seorang anak. Semakin banyak
anak desa yang akhirnya hanya bisa membantu orang tuanya bekerja di ladang atau
sekedar mencari rumput untuk ternak-ternak mereka. Ini merupakan sebuah
tantangan untuk guru-guru muda ini untuk mampu merubah mindset siswa-siswi /generasi penerus di MIS AL-Hidayah Leuwohung
menjadi lebaik baik kedepan.
“Gantungkan Cita-citamu Setinggi
langit!!. Pribahasa ini sering kali kita dengar diucapkan oleh guru-guru
kita disekolah untuk memotivasi agar kita lebih giat belajar hingga mampu
menggapai cita-cita yang kita inginkan. Namun melihat tanggung jawab Negara
memenuhi hak atas pendidikan dan lapangan pekerjaan yang layak bagi rakyat yang
tak jua terealisasi. Kita tidak lagi bisa menggantungkannya terlalu tinggi.
Karena akan menjadi mimpi yang tak terbeli!!.
Pertanyaan yang sangat mengusik cita rasa dan impian
mereka sebagai seorang pendidik. Merasa iba saja tak cukup. Perlu bertindak dan
tidak boleh berlambat. Sebuah komitmen dibuat dan menjadi sebuah pilihan
perjuangan yang melibatkan penciptaan jaringan kepedulian sesama pemerhati
pendidikan. Dengan
keterbatasan pendidikan di desa mereka bahu membahu untuk terus memperjuangkan
anak-anak desa Leuwohung bisa memiliki kesempatan merancang masa depan yang
lebih.
Pendidikan meletakkan
dasar untuk sebuah bangsa yang kuat. Sekolah berpengaruh dalam mengembangkan
anak menjadi warga negara yang bertanggung jawab, manusia yang baik,
bermartabat dan bermanfaat untuk orang lain. Disekolah siswa bisa mengembangkan
bakat yang ada di dalam diri mereka. Dengan adanya sekolah diharapkan semua
warga negara ini siap menjalani hidup dan memasuki dunia nyata untuk mengejar
impian.
Menjadi seorang guru
yang ikhlas dan idealis tidaklah mudah, banyak tantangan dan rintangan yang
harus dihadapi. Guru itu merupakan pekerjaan mulia yang harus dihargai setinggi
mungkin. Semoga pemerintah bisa lebih memperhatikan guru-guru yang ada
didaerah terpencil khususnya di dearah Nusa Tenggara Timur. ®
Penulis : Muh. Amiruddin Salem M.Pd
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks Atas Kunjungannya....Kritik & Saran Komentar Disini......