Dalam segala keterbatasan
selalu ada jalan keluar untuk orang-orang yang berjuang. Hal itulah yang tepat
menggambarkan sosok Rauf Ledu, seorang tokoh inspiratif perubahan desa. Menjadi
perangkat desa terlebih lagi menjadi kepala desa boleh di ibaratkan
seperti ikan di dalam aquarium. Segala tingkah lakunya akan dengan
mudah atau gampang untuk diamati oleh masyarakat baik tindakan yang benar
maupun yang melenceng. Bukan perkara mudah untuk dapat menjadi
pemimpin walaupun tatarannya hanya berada di tingkat desa. Apalagi
menjadi kepala desa pada sebuah desa terpencil seperti Desa Leuwohung
Rauf
Ledu, adalah Kepala Desa Leuwohung yang mulai menjabat sebagai Kepala Desa Leuwohung dari tahun 2009-2012. Walaupun berpendidikan cuman tamat SMA namun
semangat dan perjuangannya dalam upaya memajukan Desa Leuwohung tidak diragukan
lagi. Hal ini setidaknya ditunjukan oleh masyarakat yang mempercayakan
untuk memimpin Desa Leuwohung untuk 4 periode (tahun 2009-2012).
“Kalau
bicara mengenai lurah khususnya Rauf Ledu, saya rasa inilah pemimpin yang
benar-benar pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat Desa Leuwohung selama ini,
tegas, jujur dan juga tepat dalam mengambil keputusan. Dan yang saya
sangat kagumi dari Rauf adalah wawasanya luar biasa sangat luas dan mumpuni
dalam semua bidang.
Dalam
upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat, berbagai cara telah ditempuh dan
diperjuangkan oleh Rauf Ledu, yang dalam membangun Desa Leuwohung lebih ke hal-hal
yang sifatnya non-fisik. Penguatan sumber daya manusianyalah yang lebih
diutamakan karena manusia sebagai perencana dan pelaku dalam setiap
pembangunan.
Dalam
setiap permasalahan yang dihadapi oleh desa selalu mengedepankan musyawarah, padahal
kalau saya amati sebenarnya beliau ini sudah mempunyai jawaban atau tindakan
untuk mengatasi masalah yang ada. Dan ini menjadi pembelajaran bagi saya
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Melalui analisanya yang menurut
saya njlimet, akan tetapi saya jadi tahu bahwa, kalau harus memilih jawaban A
misalnya resiko dan keuntungannya akan seperti ini dan sebaliknya, sehingga
kita selaku masyarakat akan bisa memilih atau memutuskan yang terbaik untuk
desa kami.
Bukan
itu saja, yang sangat saya banggakan dari beliau adalah mengubah Desa Leuwohung
yang kalau dahulu kita untuk mengakui Leuwohung sebagai desanya akan
malu. Karena memang Desa Leuwohung itu dulu citranya sangat tidak
menyenangkan dan tidak punya apa yang bisa dibanggakan. Tetapi dengan Rauf
Ledu menjadi pemimpin apalagi sekarang kita akan dengan bangga menyebut “LEUWOHUNG”
ketika orang bertanya dari mana asal atau desanya.
"Jadi,
pintar itu enggak harus mahal, kok," kata Rauf Ledu.
Ia
mengaku tergerak untuk menggagas dan mendirikan sebuah ruang untuk anak-anak
sekolah sebagai wadah untuk belajar dan berbagi ilmu lantaran sebagian
masyarakat di desanya menganggap bahwa pendidikan adalah sesuatu yang mahal.
Tak heran, muncul anggapan bahwa tidak setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan. Ketika anak-anak di desa itu berpikir kondisi ekonomi keluarga
mereka tak lagi mampu membiayai pendidikan, mereka tidak tahu siapa yang akan
bertanggung jawab membiayai sekolahnya.
Untuk
tujuan tersebut, dia memulainya dari anak-anak desa yang sehari-harinya jarang
mendapat perhatian orangtuanya lantaran jadwal tidak menentu sebagai petani. Rauf
Ledu berinisiatif memberikan pendampingan belajar. Di sana, anak-anak itu bisa
menuangkan segala bentuk aktifitas mereka mereka, seperti belajar, bertanya,
curhat dll. Dengan berkumpul, berinteraksi, dan melakukan aksi kreatif, Rauf
mengaku yakin, perlahan rasa kepercayaan diri akan muncul di dalam diri
anak-anak tersebut.
Penulis : Muh. Amiruddin Salem M.Pd
Penulis : Muh. Amiruddin Salem M.Pd
apakah Pak Rauf Ledu masih menjabat Kepala Desa Leuwohung?
BalasHapus